Isu penangkapan ikan mas berukuran besar di Danau Toba, Sumatera
Utara, dikait-kaitkan dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun. Isunya viral
di media sosial (medsos). Polisi meminta masyarakat tak mengait-ngaitkan
tragedi ini dengan hal-hal lain.
Cerita soal ikan mas besar ini
disampaikan pemilik akun Facebook Rismon Raja Mangatur Sirait (34) pada
Rabu (20/6). Dia mengatakan, pada Minggu (17/6) pukul 16.30 WIB ada
pemancing di Desa Paropo Tao Silalahi yang mendapat ikan mas seberat 14
Kg.
Menurut Rismon para pemancing yang menangkap ikan mas besar itu
tak mengindahkan saran para tetua untuk mengembalikan ikan mas itu ke
Danau Toba. Ikan mas itu dibawa ke rumah untuk dimasak dan dimakan.
Kemudian
menurutnya pada Senin (18/6) sore, terjadilah angin puting beliung yang
menimbulkan angin kencang dan ombak besar di Danau Toba, tepatnya di
Tao Silalahi Paropo. Karena itu terjadilah kecelakaan KM Sinar Bangun
yang sedang melintas.
Sementara itu, Kasubdit Penmas Polda
Sumatera Utara AKBP MP Nainggolan menyatakan pihaknya tak tahu-menahu
soal ini. Menurut AKBP MP Nainggolan, hanya 2 hal faktor penyebab
kecelakaan KM Sinar Bangun ini. Pertama adalah faktor cuaca buruk, kedua
adalah kelalaian manusia. Sama sekali tak ada kaitannya dengan hal
lain, termasuk isu liar mengenai ikan mas. “Nggak ngerti kita soal
cerita ikan mas. Pokoknya ini tragedi. Mungkin faktor alam dan mungkin
faktor over kapasitas. Hanya itu saja,” ujarnya saat dihubungi lewat
telepon, Jumat (22/6/2018). Polisi hingga saat ini masih terus melakukan
penyelidikan di samping ikut membantu melakukan pencarian para korban
yang dinyatakan hilang.
Polisi sendiri sudah mengamankan nakhoda
KM Sinar Bangun berinisial SS. SS diamankan di kediamannya pada Kamis
(21/6) dan dibawa ke Polres Samosir untuk diperiksa. Namun pemeriksaan
saat itu belum bisa dilakukan karena SS mengalami trauma. “Nanti kita
cek dulu apa sudah diambil keterangan atau tidak,” kata AKBP MP
Nainggolan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar