Jurnalis senior, Farouk Arnaz meluncurkan buku berjudul
'Arief Effect (Setahun Revolusi Senyap di Dapur Polri)'. Peluncuran buku
tersebut dilaksanakan di Lantai 4, Perpustakaan Nasional, Gambir,
Jakarta Pusat, Sabtu (24/3). Buku setebal 181 halaman tersebut berisi
sekumpulan cerita Jenderal Bintang Dua kelahiran Nganjuk, bersama
jajarannya di SDM merevolusi sistem rekruitmen di tubuh Polri. Hasilnya,
selama setahun terakhir menjabat sebagai Asisten SDM Polri, Irjen Pol.
Arief Sulistyanto, M.Si.,mampu membawa perubahan lebih baik.
Di
dalam buku Arief Effect halaman 84 menceritakan tentang perubahan yang
dibuat Irjen Pol. Arief Sulistyanto, M.Si., yakni pada sistem rekrutmen
Akademi Kepolisian dimana As SDM Kapolri tersebut memegang teguh
profesionalismenya dalam merekrut calon-calon perwira Polri.
Irjen
Pol. Arief Sulistyanto, M.Si., juga menegaskan bahwa dirinya dan
jajaran berperan sebagai montir yang bertekad untuk membuktikan bahwa
dirinya dan jajaran di SDM Polri, mampu memberikan perubahan yang lebih
baik. "Menjadikan polisi menjadi lebih berkualitas sekaligus menanggapi
statemen Bekto Suprapto bahwa para perwira Polri selalu melaksanakan
tugas walaupun baru selesai pendidikan, kembali dari penugasan di luar
struktur Polri baik dari kementrian maupun lembaga non kementrian yang
saat ini ini memerlukan penugasan anggota Polri." pungkas As SDM
Kapolri.
Jenderal Bintang Dua tersebut menceritakan,
meski itu teman saya sendiri, saya tidak mau dihubungi (kalau mau
nitip-nitip). Saya punya tanggung jawab moral. Ini soal Polri ke depan
mau jadi apa.
Kapolri di dalam kata pengantar buku
Arief Effect mengatakan, pilihan saya tidak salah. Karena sejak menjabat
sebagai As SDM Polri, Irjen Pol. Arief Sulistyanto, M.Si., melakukan
berbagai perbaikan mulai dari rekruitmen yang bersih dengan sistem
teknologi informasi, pembinaan karir yang berdasarkan merit system, dan
perbaikan mentalitas anggota Polri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar